Ingin Genius Seperti Albert Einstein, Inilah Rahasianya Wajib Baca

   Anda ingin memilki pemikiran maupun cara berpikir yang menyerupai seperti Alber Einstein pada  artikel ini saya akan menguraikan gaya belajar Einstein yang begitu menarik sehingga menggugah semangat untuk terus belajar dan belajar. Sebelum megetahui bagaimana sih gaya belajar Einstein? ada baiknya anda mengetahui sedikit tentang Enstein di bawah ini.



  Albert Einstein ( 14 Maret 1879 - 18 April 1955 ), siapa yang tidak mengenal nama ini? Nama Einstein seolah identik dengan kata "Genius" . Ia dianggap sebagai ilmuwan terbesar sepanjang masa. ketenarannya setara dengan rumus paling terkenal di dunia, E = mc2 . Rumus tersebut telah berhasil menghentikan perang Dunia II . Sebab, berdasarkan rumus tersebut, Amerika Serikat berhasil membuat bom atom serta menjatuhkannya di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 , sehingga berakhirlah Perang Dunia II yang amat mengerikan itu.

  Baru-baru ini, jurnal Brain mempublikasikan hasil penelitian Weiwei Men dari East China Normal University, Dean Falk dari Dlorida State University AS, dan kawan-kawan. Sebagaimana dilansir oleh News Max Health pada Rabu (9/10/2013), mereka menemukan bahwa otak kanan dan kiri Einstein terhubung oleh sejumlah saraf melalui serat corpus callosum. Menurut mereka, anatomi otak semacam inilah yang membuat Einstein genius dan tak tertandingkan.

 Modal kegeniusan Einstein, adalah rasa ingin tahunya yang besar. Mengapa rasa ingin tahu? Sebab, rasa ingin tahu salalu menuntuk orang untuk terus membaca, berfikir, merenung, dan berkarya. Cukup sederhana, bukan, modal Einstein? Tetapi, apakah cukup sederhana pula bagi setiap orang untik memupuk rasa ingin tahu itu? Tampaknya tidak. Banyak orang ingin tahu segala sesuatu, tetapi mereka hanya berhenti di situ, hanya sebatas keinginan. Merka tidak berusaha mencari tahu, bahkan malah membiarkan pertanyaan-pertanyaan mereka di telan oleh waktu. Dan,ada pula orang yang mencari tahu tetapi setengah-setengah.Keadaanya mungkin lebih menguntungkan ketimbang golongan yang pertama, tetapi itu juga belumlah cukup. Semstinya, mereka terus bertanya dan mengotot tidak boleh tidak harus menemukan jawabannya, apa pun situasi dan kondisinya.


  Melihat prestasi-prestasinya yang luar biasa, tentu Anda berpikir bagaimana cara Einstein belajar, di bawah ini akan saya uraikan gaya belajar yang dapat Anda jadikan panduan untuk mengikuti jejak-jejak Einstein.

1. Mencari Soal-Soal yang Memilki Kemungkinan
    Jawaban
     Einstein suka mencari soal-soal yang memilki kemungkinan jawaban. Bahkan, jika perlu, ia menciptakan sendiri soal-soal tersebut dan mencari penyelesainnya. Sebelum mencari atau membuat soal-soal untuk suatu subjek ilmu (baik fisika maupun matematika), tentu saja anda terlebih dahulu harus memahami konsep dan teorinya. Sebab, mana mungkin anda bisa mengerjakan soal-soal itu apabila tidak paham konsep atau teorinya. Setelah paham, baru anda mencari atau membuat sendiri soal yang berkaitan dengan subjek ilmu yang sedang di pelajari.
       
       Lalu, apa gunanya memecahkan soal-soal? Bukankah gaya belajar yang semacam itu mirip anak sekolah dasar dan menengah? Jika anda seorang mahasiswa, maka ketahuilah justru begitulah gaya belajar yang benar. Kalu anda hanya paham teorinya tanpa praktik memecahkan persoalan, apa gunanya ilmu anda? Menjawab soal-soal yang ada di beberapa buku dalam topik yang sama atau membuat soal sendiri dan memecahkannya memuat dua keuntungan. Pertama, Anda bisa mengasah sejauh mana pemahaman anda terhadap teori. Kedua, Anda dapat memiliki bayangan tentang bagaimana praktik dari teori yang telah anda pahami. Maka, dengan cara membuat soal sendiri, Anda telah memulai proses menjadi ilmuwan.

2. Menggunakan Pola dan Cara Sendiri dalam Memecahkan     Masalah

    Dalam memecahkan masalah, Einstein menggunakan pola dan caranya sendiri. Suatu kali, Profesor fisikanya, Jean Pernet, pernah bertanya kepada asisten laboratoriumnya, "Apa pendapatmu tentang Einstein? ia selalu mengerjakan hal yang berbeda dengan perintah saya." Si asisten menjawab, "Ya, benar.Tetapi,pendekatan yang ia lakukan sangat menarik dan masuk akal." Memang demikianlah Einstein. Setiap kali mendapat petunjuk praktikum, ia selalu membuangnya di keranjang sampah.

      Orang yang bisa memecahkan soal dengan pola dan caranya sendiri,tentu saja, bukan orang sembarangan. Hanyaorang yang telah benar-benar memahami alur sebuah teori di bangun dan di kembangkan yang dapat melakukannya. Mengapa Einstein bisa seperti itu? Jawabannya dalah karena ia tidak hanya suka memecahkan soal yang adapa di buku-bku atau yang ia buat sendiri , tetapi ia juga berusaha berfikir lain tentang pola dan cara penyelesaiannya.

3.Berani Membangkang terhadap Ide Umum yang Ada

   Anda harus berani membangkang terhadap suatu ide umum yang ada seperti halnya Einstein. Hal ini bukanlah sesuatu yang salah, karena dalam berpikir kreatif, seseorang harus berani melahirkan pola-pola baru yang belum ada sebelumnya. jika Einstein tidak membangkang terhadap ide-ide Newton, Tidak mungkin ia dapat melahirkan teori Relativitas khusus dan umumnya. Apabila tidak membangkang terhadap hipotesis ether yang telah bertahan berabad-abad lamanya, tidak mungkin ia dapat menemukan bahwa ether tidak ada.

    Jadi, pada dasarnya, ilmuwan dilahirkan bukan untuk tunduk pada ide umum, tetapi untuk menggugatnya. sebab, hanya dengan demikian, ilmu pengetahuan menjadi dinamis, berkembang, dan maju. Untuk itu, dalam belajar, ada baiknya anda menggunakan konsep filsafikasi Kalr Popper. Ia pernah berkata, "Teori yang kuat adalah yang dapat dibantah." Berjaraklah dengan buku, karena "jarak" itu akan membuat Anda berpikir dalam cara yang berbeda dengan yang tercantum di dalam buku itu. Gugatlah sepanjang yang anda bisa terhadap ide-ide para ilmuwan yang terdahulu. jangan mudah tunduk pada teori. Jadilah pembangkang yang revolusioner.

4.Berusaha Menemukan Solusi dengan Menumbuhkan IdeIde Hebat, Bersabar dan Menunda Penilaian, serta Mengabaikan Fakta-Fakta yang tidak menyenangkan
   
   Einstein senantiasa berusaha menemukan solusi suatu persoalan dangan menumbuhkan ide-ide hebat, bersabarlah dan menunda penilaian, serta mengabaikan fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Contohnya, Albert A. Michelson dan Edward Morleymembuktikan secara eksperimental bahwa ether itu tidak ada. Penemuan ini oleh Einstein di dinterpretasikan ulang secara teoritis sedemikian rupa, sehingga hasilnya kelak menjelma teori relativitas khusus yang kala mitu tidak mudah di terima, bahkan Michlelson sendirienggan menermanya. Ide tentang teori ini sebenarnya sudah muncul sejak Einstein umur 18 tahun, tetapi ia bersabar da tidak mudah memberikan penilaian. Ia mempelajari lagi dan lagi, mengambil eksperiman Michelson-Morley, serta mengabaikan fakta-fakta lain yang bertentangan dengannya. Sehingga, pada umur 26 tahun, ia baru mempublikasikan pikirannya itu dalam jurnal fisika ternama Eropa,Annalen der physik.

     Seperti itulah ilmuwan berpikir. Berusaha untuk menemukan solusi bagi sebuah persoalan di dunia ilmu pengetahuan, baik persoalan tersebut di ciptakan oleh ilmuwan pendahulunya maupun di buat oleh ia sendiri, dengan solusi yang baru dan signifikan. Ketika ide itu muncul di kepalanya, ia bersabar dan tidak buru-buru memberikan. Memilah-milih fakta, serta menganalisis teori-teori dan fakta-fakta penting yang telah terkumpul. Baru setelah ide itu teruji kemapananya, ia mengeluarkannya ketengah-tengah publik.

5.Suka Berhayal tentang Fenomena-Fenomena Fisika

   Einstein suka berhayal tentang fenomena-fenomena fisika. Ia suka memperkenalkan gendaken, yakni eksperimen pikiran. hasik khayalan-khayalannya merupan teori relativitas khusu dan umum. Sebagai contohnya, ia mengkhayalkan tentang apa yang di ketahui oleh A yang ada didalam kereta dan B yang ada di stasiun mengenai kilat yang muncul di langit; apa makna gravitasi bagi orang yang ada di dalam pesawat yang di percepat ke atas, sementara orang itu tidak merasa sedang berada di dalam pesawat, tetapi sebagaimana orang lain di bumi berada di sebuah ruangan di bumi; bagaimana relasi ruang dan waktu bagi orang itu; dan lain sebagainya.

      Yang jelas, dalam membangun teori-teorinya, Einstein tidak pernah masuk ke laboraturium untuk bereksperimen, tetapi hanya mengandalkan khayalan-khayalannya. Oleh karen itu, tidak salah jika ia berkata,"Imajinasi lebih penting ketimbang ilmu pengetahuan."Apakah ini salah? Tidakkah khayalan tidak bisa dijadikan parameter dalam dunia ilmiah? Tidak. Metode ini sah-sah saja asalakan dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah dengan menggunakan cara pandang fisika.

6.Yakin bahwa Apa yang Dilakukan Benar

    Einstein selalu merasa yakin bahwa apa yang dilakukanya adalah benar. Keyakinan ini bukanlah sesuatu yang bersifat arbitrer, melainkan ditimba dalam proses Einstein dalam membangaun teori-teorinya yang membutuhkan waktu yang lama dan pertimbangan-pertimbangan yang ketat. Suatu hal yang berkenaah dengan ini adlah ketika Arthus Stanley Eddington menguji relativitas umum di afrika. Setelahterbukti bahwa teori relativitas umkum Einstein itu benar, Einstein berkata,"Seandainya Max Planck genius, maka ia mungkin malam itu ia susah-susah begadang." Maksudnya, seandainya Max Planck ilmuwan yang teorinya menjadi fondasi mekanika kuantum paham betul teori relativitas umum Einstein, ia akan merasa yakin bahwa observasi Eddington tidak harus benar dan ia tidak perlu cemas begandang menunggu hasil dari Eddington itu.

7.Lebih Banyak Berkarya Ketimbang Berbicara

   Einstein lebih banyak berkarya ketimbang berbicara. Ketika di simposium, Einstein tidak terlalu berbusa-busa berbicara. Ia berbicara sering sekali sedikit, tetapi penuh dengan ungkapan-ungkapan filosofis, scientific, dan penuh hikmah. Biasanya memang orang-orang yang jarang berbicara, ketika bicara kata-katanya langsung mengena, manusuk, dan dapat nenpengaruhi psikologis orang lain.

     Meskipun jarang berbisacara, tetapi sampai akhir hayatnya, Einstein telah menerbitkan lebih dari tiga ratus kertas kerja yang dimuat di jurnal-jurnal dunia dan simposium-simposium internasional.para ilmuan rata-rata jarang bicara. kalau tidak penting, mereka tidak berbicara. Bagi mereka, yang menjadi"tuan" adalah tindakkan. Seberapa banyak orang bicara, tetapi tanpa adanya tindakan, kata-katanya  "kosong" tidak terbuktinya. Bagi seseorang ilmuwan seoerti Einstein, ilmu pengetahuan tidak butuh "mulut", tetapi "tangan". Artinya, ilmu pengetahuan tidak butuh kata-kata tetapi karya.

8.Sangat Ambisius dan Selalu Merealisasikan Ide-Ide Baru yang Dipikirkan
      
      Einstein sangat ambisius dan selalu merealisasikan ide-ide baru yang dipikirkannya. Salah satu bukti bahwa Einstein ambisius adalah ketika sedang menejlaskan teoti-teorinya, di mana ia lebih banyak menghabiskan waktu di ruangan kerjanya dari pada itu. Bukti keambisiusannya yang lain adalah ketika ia melemparkan ide terakhirnya tentang Teori Medan Terpadu, teori terakhir yang ia cetuskan yang hingga kini belum adda ilmuwan yang dapat memecahkannya.

     Karena ambisiusnya sangatlah besar, Einstein tidak jemu-jemunya bekerja agar ide barunya benar benar trealisasikan. Buktinya, selama sembilan tahun, ia bekerja keras untuk merealisasikan ide baruya tentang teori relativitas khusus. Ia juga bekerja dengan ulet dan gigih selama delapan tahun. Banyak orang ambisisus, banyak pula orang yang memiliki ide-ide brilian, tetapu sayangnya mereka tidak berusaha dengan sekuat tenaga dan penuh kegigihan untuk merealisasikannya. Orang semacam ini hanya menyimpan potensi, tetapi tidak tahu bagaimana cara agar potensi itu menjadi karya.

9.35% untuk Pikiran, 65% untuk Keringat

  Einstein selalu berkata bahwa dalam pengembangannya terhadap dalam dunia fisika modern, ia menyumbangkan 35% untuk pikiran dan 65% untuk keringat. Einstein betul karena memang demikianlah adanya. Jika anda tahu seluk-beluk ilmu fisika, anda hanya membutuhkan 35% untuk berfikir atau memahami teori, selebihnya (65%) adalah bertindak, misalnya dengan bereksperimen atau mengerjakan soal-soal yang ada. Di dalam fisika, perbedaan perhitungan atau cara pandang sedikit sajamembutuhkan tindakan yang sangat besar. Misalnya, Anda mempunyai pemikiran bahwa materi dalam tingkat atamik semestinya dapat ditafsirkan sebagai gelombang. Ini ide sederhana. Tetapi,jika anda hendak merealisasikannya dalam bentuk teori, Anda membutuhkan waktu bertahun-tahun. Ide yang dapat selesai satu menit dalam pikiran batuh waktu setahun untuk mentrnsformasikannya dalam bentuk teori.

   Itulah 9 gaya pembelajaran Albert Einstein yang telah saya uraikan, semoga bermanfaat dan dapat anda gunakan sebagai Motivasi maupun prorses perubahan dalam pola pikir belajar secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Terima Kasih




     

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer