Kisah Inspirasi Orang-orang Sukses di Indinesia

 
      Kisah-kisah sukses dari orang-orang yang berhasil dalam menapaki kehidupan yang penuh tantangan, .berjuang dari itik ia lalui dengan susah dan d terendah sampai akhrinya berada di puncak jika anda masih merasa tidak mungkin untuk merubah kehidupan saat ini menjadi lebih baik, segera ubahlah pemikiran yang seperti itu. Pepatah tua pernah mengtakan " Tidak ada kata yang tidak mungkin di dalam hidup ini asalkan kita mau berusaha dan terus berusaha hingga apa yang di inginkan dapat tercapai". Dapat kita ambil inti sari dari kata pepatah di atas bahwa dalam kehidupan tidak ada yang instan sehingga apapun yang kita inginkan memerlukan suatu usaha.


     Pada artikel ini Blog KataLangka akan memberikan beberapa kisah inspiratif dari orang-orang yang dahulunya tidak punya apa-apa sampai menjadi orang yang sukses.

     Puji; Kisah Juragan Sampah

   Ini lah kisah jalan sukses Puji alias Sujawi juragan sampah di Bantar Gebang. Ia mengubah hidup nya dari miskin menjadi sosok kaya raya. Awal hidup nya ia lalui dengan susah dan menderita. Tak jarang ia melewatkan malam-malamnya dengan menahan rasa lapar..

    Itulah kisah belasan tahun silam. Kal itu, Puji hanyalah seorang pemulung di daerah Cakung Jakarta Timur, setiap hari ia menyusuri jalan. Ia mencari barang bekas untuk di jual ke lapak limbah. Ia berpakaian compang-camping. Tak heran ia kerap dicurigai orang. Apalagi ia beroperasi jelang shuuh. Ia sudah biasa disangka mengambil barang orang. Tak jarang ia harus berurusan dengan pihak berwajib. Itulah pengalaman berharga dalam hidup nya.

    Dahulu, Puji memulung hanya untuk makan. Itu pun masih kurang. Ia menjalani aktivitasnya selama bertahun-tahun. Perminggu ia hanya menjatah uang makannya Rp. 2.500 .Ia hampir dihinggapi rasa putus asa, karena sakit dan menderita.

    Suatu hari, semangat nya menyala kembali, ia berikhtiar untuk bangkit. Sebenarnya saat itulah ia sudah merasa di ujung tanduk, tak mampu lagi hidup di Jakarta. Tetapi, untuk pulang kampung jelas malu. Apalagi, ia belum membawa apapun yang di anggap berharga. Ia lalu memutuskan mencari alternatif tempat tinggal dan lahan kerja, yakni pindah ke pinggiran kota, tepatnya di Ceketing, Bantar Gebang, Bekasi. Ternyata dekat dengan rumah kontrakannya terdapat TPA Bantar Gerbang yang menampung sampai di Jakarta. Padahal ia memilih tempat tersebut secara kebetulan. inilah yang di sebutnya "berjodoh sebagai pemulung".

    Ia pun bergiat kembali, meneruskan kariernya sebagai pemulung. Di tempat barunya, ia mendapat limbah jauh lebih banyak di banding saat di Jakrta. ia kian rajin mengais sampah yang menunggu di tengah malam. Ia bekerja saat tengah malam, subuh, siang, hingga magrib tiba. Ia bekerja tanpa kenal lelaah mengumpulkan barang bekas di tengah tumpukan sampah yang mulai membusuk dan menebarkan bau tak sedap.

    Sulastri, istri yang baru dinikahinya pun ikut serta berjuang mengais sampah. Mereka bukannya tak mendapat tantangan. Tantangan mulai menghadapinya, saat itu muncul persaingan tak sehat antarpemulung yang mulai berdatangan. Para pemulung mulai membuat lapak dekat lokasi pembuangan sampah. Puji juga melakukannya, di lapak itu juga ia mengumpulkan limbah sampah. Uang hasil mengais sampah ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Akhirnya ia mampu memilki modal. Modal itu digunakannya untuk membeli barang bekas milik teman-temannya.

     Ia terus menekuni bisnis barang bekas selama belasan tahun. Hidupnya pun berubah drastis. Ia menjadi salah satu orang terkaya dan sukses di Ciketing Bantar Gebang bEkasi. Ia telah mempu menggajih supir perhari Rp.50.000 per hari.18 karyawan digaji masing-masing antara Rp. 25 ribu hingga 50 ribu per hari. Dalm sehari , setidaknya ia mengeluarkan Rp.500 ribu untuk operasional rutin, dan Rp.100 juta perminggu untuk membeli barang bekas.

    Di kampung halamannya, ia membangun rumah bak istana untuk ibunya. Dua anaknya bersekolah tinggi, yang satu ingin menjadi dokter. Ia menyanggupi berapapun biaya masuk Fakultas Kedokteran. Ia tak ingin anaknya bodoh seperti dirinya. Bahkan, ia mengaku anaknya belum tahu latar belakang orang tuanya puluhan tahun silam yang seorang pemulung dengan anggaran uang makan Rp.2.500 per minggu.

     Kesuksesan yang diperoleh Puji tidak datang begitu saja. Ia memperolehnya melalui cucuran keringat, tetes air mata, dan gelegak air liur menahan segala keinginan demi mendapat kesuksesan di masa depan. Ia juga sangat mencintai pekerjaannya walau di mata orang lain menjadi pemulung kadang terlihat kotor. 

   Kelik; Ketekunan Sorang Lulusan SMA

   Arifdiarto Ambar Wirawan atau akrab dipanggil Kelik hanyalah seorang lulusan SMA. Namun, ia berhasil menjadi pengusaha sukses. Bisnis geplak(makanan khas bantul) dan peyek tumpuk yang di gelutinya selama 10 tahun telah mampu meraih omzet hingga Rp. 60 juta per bulan..

     Dari pendapatan nya itu, dengan keuntungan 30 persen, kelik masih dapat menyisakan keuntungan sekitar Rp.18 juta perbulan. Bagi pengusaha di bilangan Bantul, DIY, nilai itu tentu sangat besar. Meskipun demikian, ia tak mudah puas. Ia terus mengembngkan usahanya.

     Bagaimana Kelik mulai berbisnis? Begini ceritanya. Awalnya ia membuka usaha geplak dan peyek tumpuk bersama istri nya, Sri Kasih. Mereka berjualan geplak dan peyek tumpuk di jalan Wahid Hasyim, Bantul. Toko tempat ia berjualan hanya berukuran 5 x 8 meter berdampingan dengan rumah tinggal nya, sekaligus tempat produksi. Toko tersebut mula-mula hanya berupa bangunan berbahan bambu. Namun, kini berkembang menjadi bangunan permanen dangan desain menarik.

    Setiap hari, Kelit membutuhkan sekita 2,5 kuintal gula pasir untuk membuat geplak dan untuk membuat peyek tumpuk, ia membutuhkan sekitar 50 kilogram kacang dan 25 kilogram ttepung beras setipa hari. ia memperkerjakan 20 tenaga kerja untuk memprodukdi geplak dan peyeknya.

    Mengapa geplak buatan kelit begitu laku keras? Geplak bauatan kelik memilki keistimewaan. Geplaknya hanya di buat menggukan gula asli tanpa pemanis, sehingga rasa manisnya lebih mantap.

    Sebenarnya, Produk yang dianggap istimewa khas kelik adalah peyek tumpuk. Peyek tersebut di buat dengan cara menyusun peyek biasa sehingga membentuk rangkaian peyek. Beda dengan peyek pipih yang di masak satu kali penggorengan, peyek tumpuk di goreng tiga kali. Penggorengan pertama di maksudkan untuk membuat susunan peyek. Setelah terbentuk susunan, peyek di pindahkan ke penggorengan kedua, Bila pada penggorengan pertama. nyala api harus kuat agar efek panas nya tinggi, bertujuan agar kacangnya lekas matang. sedangkan pada penggorengan kedua, nyala api justru lebih kecil, tujuannya agar peyek secara keseluruhan dapat matang. Bila api terlalu besar, bisa gosong. Sebelum masuk penggorengan terakhir, peyek lebih dahulu diangin-anginkan semalam. Agar oeyek benar-benar renyah dan gurih saat dinikmati.

    Ide pembuatan peyek tumpuk berasal dari mertua kelik yang bernama Mbok Tumpuk. Sebagai menantu, Kelit berhasi menigkatkan usaha mertua dengan mempertahankan nama Mbok Tumpuk sebagai indentitas produksi. Bagi Kelik, membuka usaha di bidang makanan awalnya tergolong susah, karena belum dikenal masyarakat, penjualan di masa awal juga masih minim. Bila tidak kuat, seorangpengusaha bisa saja memutuskan berhenti saat mengalami kondisi seperti ini.

    Namun, tidak dengan Kelik. Ia menganggapnya sebagai ujian ketekunan. Menurutnya, sebuah usaha membutuhkan konsistensi. Meski awalnya tidak laku, ia terus berproduksi. Ia merasa tidak boleh menyerah. Konsistensi merupakan faktor utama menumbuhkan kepercayaan pelanggan. Selain konsistensi, faktor kejujuran juga memegang peranan penting. Kepada pembeli, ia selalu menginformasikan soal masa kadaluarsa produk. Bila waktu kadaluarsa tiggal sedikit, ia menyarankan pembeli tidak mengambilnya. Apalagi jika peyek atau geplaknya hendak di bawa ke luar kota sebagai oleh-oleh.

    Kelik hanya menjual geplak dan peyek di tokonya sendiri. Ia sengaja tidak menitipkan ke toko lain meski banyak pesanan. Ia khawatir nila dititipkan, harga dan kualitas tidak bisa terkontrol lagi. Ia khawatir harga jual di toko lain sangat mahal dan bila ada barang kadaluarsa terus di jual. Semua ini terkait citra. Kelik khawatir usahanya dapat hancur. Ia berharap nisa membuka gerai sendiri di kota-kota besar. Dengan pengendalian sendiri, ia yakin usahanya maju dan lebih terkontrol. Hingga sekarang, Kelik bersama istri masih terlibat langsung dalam proses peracikan bumbu.


    Itulah 2 Kisah inspirasi yang semoga dapat memberikan sebuah pencerahan motivasi akan sebuah ke suksesan kepada para pembaca blog KataLangka, tunggu cerita inspirasi yang selanjutnya "Insyaallah".

   Terima Kasih 
       

Komentar

  1. Inspiratif nih kisah-kisah keberhasilan orang sederhana yang tidak terkenal di media, terima kasih sudah berbagi inspirasi :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer